MENGENAL NAFSU-NAFSU
nduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama. Ayat yang senada dengan ini pun banyak, di antaranya dalam surah shad ayat 71-73. Ayat-ayat di ayat menyatakan bahwa. Di balik jasad kita ini sebenarnya ada ruh. Ruh itu membawa nafsu yang menjadikan manusia bisa lebih mulya dari malaikat ataukah lebih rendah daripada hewan.
Kamus besar bahasa Indonesia
mendefinisaikan nafsu sebagai keinginan (kecenderungan, dorongan) hati yang kuat,
dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik; hawa nafsu, selera; gairah
atau keinginan (makan panas hati; marah; meradang. Ayat alqur’an menyebutkan
berbagai kebutuhan manusia yang mencerminkan manusia sebagai makhluk dinamis di
antaranya surah ali Imran: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (QS.
Ali Imran [3]: 14)
Nafsu inilah yang menjadikan
manusia menjadi makhluk dinamis. Dalam hidup manusia ada fase-fase umur yang bisa digolongkan
menjadi anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Masa kanak-kanak berkisar antara umur
0-12 tahun, masa remaja berkisar antara 13-25 tahun, dewasa 26-45 tahun, lansia
46-63 tahun.
1. Nafsu
ammaroh bissuk. Nafsu ini sifatnya suka memerintahkan kepada kejelekan, suka
menerabas kemapanan dan menentang aturan. Biasanya terjadi pada kaum muda atau
kaum remaja, sebagaimana nabiyullah Yusuf mengakuinya sebagaimana firman Allah
dalam alqur’an
“Dan aku (yusuf) tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan,
kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS
Yusuf : 53)
Nabi yusuf adalah Nabi yang putra
Nabi Ya’kub. Ia terkenal sebagai nabi yang amat tampan dan dikasihi ayahnya.
Akibatnya saudara-saudaranya iri dan berusaha membunuh Yusuf. Akibatnya ia
dimasukkan ke dalam sumur, ditemukan pedagang dan dijual kepada pedagang mesir.
Ia tinggal di rumah seorang pembesar mesir, dan disukai oleh nyonya rumahnya.
Bahkan ia sampai diajab berbuat zina. Beruntunlah Yususf bisa mengendalikan
nafsu remajanya. Pernyataannya sebagaimana dikemukakan dalam ayat di atas. Nabiyullah
yusuf lebih suka dipenjara daripada
hidup bebas di luar penjara. Di luar penjara hedonism sedang merajalela
sehingga godaan melaksanakan kemaksiatan sangat besar..
2. Nafsu mulhimah/
nafsu yang mendapat petunjuk kebaikan, tapi kadang mendapat bisikan kejahatan.
Ini biasanya terjadi pada para remaja dan pemuda awal yang sedang mencari jati
diri. Qs. Asy Syams 7-10 menyatakan Dan demi
jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, 10. dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Jiwa yang gonjang-ganjing ini
berlangsung di masa remaja, kisaran umur 13-25 tahun. Di umur-umur remaja ini
pencarian jati diri sedang berlangsung. Seseorang bisa menjadi baik jika
mendapat kawan yang baik dan menjadi jahat jika berkawan dengan orang-orang
yang jahat. Para remaja dan pemuda, jika terlanjur berbuat maksiat segeralah
bertobat, segeralah kembali kepada ajaran-ajaran Allah. Tinggalkan
penyebab-penyebab dosa. Ingat setiap orang pasti mati, tidak perduli dia itu bayi kah pemuda kah atau tua. Semoga kita
mati dalam keadaan Islam, yakni tunduk, patuh dan menjalankan perintah Allah.
.
3. An-Nafsu
al-Lawwamah (Jiwa yang sangat menyesal). Jiwa menyesal karena saat
didunia tidak menjalankan kebaikan. Sudah tahu kebenaran islam tapi enggan
menjalankan islam, sudah islam tapi ibadahnya kurang maksimal. Qs. Al Qiyamah 2 menyebutkan kondisi ini. “dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat
menyesali (dirinya sendiri).” Ayat 3- 15 selanjutnya
mendeskripsikan kondisi tatkala kiamat terjadi. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak
akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami
kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Bahkan
manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus. Ia berkata: "Bilakah hari
kiamat itu?" Maka apabila mata terbelalak
(ketakutan), dan apabila bulan telah hilang
cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata:
"Ke mana tempat berlari?" sekali-kali tidak! Tidak ada
tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari
itu tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia
apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi
atas dirinya sendiri meskipun dia mengemukakan
alasan-alasannya.
Menurut az-Zamakhsyariy,
jiwa-jiwa manusia akan menyesali diri pada hari kiamat karena sedikitnya takwa
mereka kepada Allah saat di dunia. Sementara itu, M. Quraish Shihab (2002, 9:167) menjelaskan semua
orang akan menyesal pada hari kiamat karena tidak menggunakan seluruh
kesempatan hidup di dunia untuk berbuat baik.
4. Nafsul
mutmainnah (Jiwa yang tenang)
Seiring
berjalannya waktu, umur manusia juga bertambah. Manusia yang awalnya bayi,
kanak-kanak, remaja dan dewasa, sudah masanya menjadi tua. Semoga dengan
bertambahnya umur, bertambahnya uban di kepala, semakin ringkihnya badan semoga
jiwanya semakin faham tentang hidup dan kehidupan. Harapan kita semua, kita
bisa jiwa yang tenang. Jiwa yang paham bahwa segala hal didunia ini pastilah
kembali kepada Allah. Jika bisa menyadari hal ini orang itu akan merasakan
kedamaian dan ketenangan dan tibalah pada nafsul mutmainnah. An-Nafsu al-muthmainnah
adalah nafsu atau ruh yang tenang, tidak ada rasa takut dan khawatir atas
kepastian janji Allah. Ialah ruh yang sampai pada tingkat kedamaian dan
ketenangan. Ia senantiasa menerima atas kehendak Allah (radhiyah), dan
iapun direstui kehadiarannya kembali kepada Allah (mardhiyyah). Ayat yang menceritakan hal ini
sungguh indah Qs. Al Fajr 89 : 27-30 Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan
hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.
Kehidupan
manusia di dunia akan berakhir dengan memasuki fase kehidupan berikutnya.
Melalui kematian manusia masuk kea lam barzakh. Jiwa-jiwa yang tenang akan
mendapat kebahagiaan sebagaimana janji Allah yang maha Penyayang.