Masih untung jika dalam berbagai
permainan hidup itu kita memasang niat ibadah. Banyak di antara umat manusia
bahkan terlena. Mereka asyik dengan macam-macam permainan, lomba
berbanyak-banyak harta, keturunan dan kemewahan hidup. Bahkan untuk itu mereka rela melakukan kecurangan,
korupsi, manipulasi, merampok dan sebagainya. Mereka benar-benar lupa akan asal
mula dan akhir kehidupan. Tahu-tahu akhirnya hidupnya berakhir tanpa hasil. Allah
sudah mengemukakan tabiat manusia yang suka terlena ini.
“Bermegah-megahan telah melenakan kamu.
Sampailah kalian mengunjungi tempat pemakaman (mati)” (at-Takatsur/
102:1-2).
Banyak waktu kita
terbuang, kita terlena oleh kemewahan, handphon
yang kita miliki, misalnya. Seakan tiada waktu tanpa hp, nelpon, sms, dengar
lagu, main game. Tahu-tahu kita tiba-tiba mati (karena lupa makan, keasikan
main hp sih…). Oleh sebab itu, perlu kita senantiasa sadar bahwa hidup ini
mempunyai misi. Kita diciptakan Allah di muka bumi ini mempunyai tanggung jawab.
Dan waktu senantiasa mengalir tetap. Jatah umur kita tidak pernah bertambah.
Semakin hari umur kita semakin berkurang. Jika di tahun ini kita berumur 17
tahun misalnya, itu berarti jatah hidup kita di dunia ini sudah berkurang 17
tahun. Misalnya kita ditakdirkan oleh Allah hidup selama 66 tahun, berarti umur
kita tinggal 43 tahun. Waktu 17 tahun yang sudah kita habiskan itu untuk apa?
Apakah untuk kebaikan ataukah tidak untuk apa-apa, atau bahkan untuk
kemaksiyatan? Kita memng sering terlena oleh keberadaan waktu. Padahal waktu
adalah makhluk Allah yang luar biasa berharganya. Begitu berharganya sampai
Allah bersumpah atas nama waktu.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar
dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh, saling berwasiat
antarsesama dengan kebenaran dan kesabaran. Q.S. Al-Ashr "
Rasul Muhammad
bersabda, dua hal yang membuat mayoritas
manusia terlena, yakni kesehatan dan waktu luang.
Tatkala sehat
banyak di antara kita yang menganggap kesehatan itu hal yang biasa dan wajar-wajar
saja sehingga kita pun tidak mempergunakannya untuk meraih kebajikan.
semaksimal mungkin Kita merasakan begitu pentingnya kesehatan itu manakala kita
sudah sakit. Tepatlah kata-kata orang Arab bahwa kesehatan adalah mahkota
berkilauan yang hanya bisa dilihat oleh orang yang sakit. Orang yang sehat
tidak bisa melihat keberadaan mahkota itu.
Waktu luang pun
demikian. Kita terlena dengan permainan-permainan yang semakin beraneka ragam.
Banyak di antara kita yang menghabiskan waktu luang dengan hanya main-main
saja. Kita sering menunda-nunda kewajiban kita tatkala merasakan banyak waktu
luang. Jadilah banyak umur kita habis tanpa hasil sedikitpun.
Oleh sebab itu, momen pergantian
tahun ini, patut kita gunakan untuk muhasabah, introspeksi, mengoreksi diri,
mengenang masa lalu untuk kemajuan di masa depan. Sejenak kita melangkah
mundur, mengambil ancang-ancang, persiapan kemudian kita melompat. Allah
memerintahkan kita agar kita berintrospeksi.
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah. Dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang sudah berlalu demi masa yang akan
datang (hari kiamat). Dan bertaqwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha mengetahui terhadap apa yang kalian perbuat
(Al-Hasyr/59:18).
Ya, agar kita sukses, selamat dunia
dan akhirat kita harus segera berhijrah menuju menuju Allah. Maksudnya kita
berhijrah menuju ridha Allah. Jika dulu umat Islam di zaman Nabi melakukan
hijrah dari Mekkah ke Madinah, kini hijrah kita ialah merubah niat dan perilaku,
begitu kata Nabi. Tidak ada hijrah setelah fathu makkah, akan tetapi yang ada
ialah niat dan jihad. Jika di tahun lalu kita jauh dari Allah, tahun depan kita
harus mendekat, sekuat daya kita berusaha mendekat. Allah akan membalas usaha
kita dengan berlipat ganda.
Dan bersegeralah menuju ke ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, di sediakan bagi orang-orang yang bertaqwa (Ali Imron/3: 133).
Hijrah kepada Allah ini bentuk
nyatanya ialah kita memperbaiki kualitas ketakwaan kita. Takwa ialah takut
kepada Allah dengan bukti menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Berat memang untuk hijrah ini, akan tetapi jika kita berniat betul
dan bersungguh-sungguh dalam melakukannya niscaya Allah akan menunjukkan
caranya. Allah sudah memberi garansi/jaminan akan hal ini dalam firmannya
Dan orang-orang yang berjihad/bersungguh-sungguh di dalam urusan
kami akan kami tunjukkan jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang berbuat baik. (al-ankabut/29:69)
Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan allah
dengan harta dan jiwa adalah mempunyai derjat yang paling tinggi di sisi Allah.
Dan mereka itulah orang-orang yang menang.
(at-Taubah/9:20).
Yakinlah kita bahwa keterpurukan
bangsa ini bisa diakhiri hanya dengan berhijrah, pindah, merubah perilaku,
merubah pola pikir. Momen pergantian tahun kali ini adalah momen yang cukup
bagus untuk kita gunakan sebagai titik tolak perubahan kita. Jika kita berusaha
merubah diri Allah akan mengubah diri kita.
Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah
suatu nikmat yang telah dianugerahkannya kepada suatu kaum sehingga kaum itu
merubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui
(al-anfal/8:53). Pernyataan ini ditegaskan lagi dalam ayat yang lain QS
ar-Ra’du/13:11. Yakinlah, bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar